Rangga bercerita kepada detikcom di rumahnya di Gadog, Bogor, Rabu (2/1/2013) malam, ditemani ibunya, Yuli, dan suguhan kopi hangat di rumahnya yang seperti vila.
"Sebenarnya gua nggak mau cerita soal ini. Gua bantu ikhlas korban-korban itu, gua nggak mau malah hilang pahala gua. Kan ada hadist tuh, kalau kita riya kita malah nggak dapat pahala," jelas Rangga sambil menghisap sebatang rokok.
Dia sempat ngetweet soal kecelakaan ini. Itu pun setelah dia melihat kasus ini menjadi heboh, apalagi ada ilustrasi mobil Luxio yang terbalik di televisi.
Rangga menuturkan, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 05.45 WIB di KM 03 di Tol Jagorawi arah Bogor. Dia melihat mobil BMW X5 meluncur cepat dari arah Tol Dalam Kota, sedang mobil Avanza miliknya bergerak dari Cililitan. Dia berjalan di belakang mobil BMW X5 yang belakangan diketahui dikemudikan Rasyid.
"Mobil gua ikutin mobil dia dari belakang. Nah terus tiba-tiba gua lihat orang pada mental kaya kembang api, BMW itu berhenti mendadak, mobil gua langsung banting ke kanan terus berhenti," jelas pria kurus berkacamata yang juga memiliki sedan BMW di garasi rumahnya ini.
Yang dia tahu, tidak ada mobil Luxio di lokasi. Hanya ada mobil BMW milik Rasyid yang berhenti dan air bag sudah terbuka. Saat itu Rasyid turun dan meminta bantuan untuk menyelamatkan korban. Rangga yang sudah turun juga mengangkat Raihan, bocah 14 bulan yang akhirnya meninggal.
Rangga membantu proses evakuasi. Karena ambulans yang tak kunjung datang, mobil Rangga dipakai mengangkut korban yang terluka ke RS UKI.
"Itu mobil penuh darah, kaus Rangga juga penuh darah," timpal Yuli yang menemani Rangga berbincang.
Waktu kejadian, Yuli sedang berada di rumah, menunggu mobil Avanza yang dipakai Rangga. Mobil milik paman Rangga itu hendak dipakai ke bandara. Setibanya Rangga di rumah, Yuli melihat mobil pinjaman itu penuh darah.
Rangga melanjutkan, setelah mengantar korban ke RS UKI dengan jaminan SIM Rasyid dan seorang petugas Jasa Marga, dia kembali ke lokasi. Saat itu Rasyid sempat meminta dia agar membawa korban Harun, tetap dia tidak berani karena kepala Harun sudah pecah dan sudah tergeletak. Saat itu juga ada korban lainnya seorang perempuan yang dia lihat kakinya patah.
Tidak lama, datang ambulans yang membawa perempuan itu. Kemudian ambulans kembali lagi membawa Harun yang sudah terbungkus kantung jenazah. "Ambulans hanya satu, itu juga bolak-balik," tuturnya.
Saat itulah dia sempat berbincang dengan Rasyid. Rangga juga memberikan rokok dan air mineral kepada Rasyid. "Biar dia tenang," imbuhnya.
Di lokasi sudah ada petugas Jasa Marga yang mengatur lalu lintas dan petugas PJR, sebelumnya ada petugas Polres Jakarta Utara yang kebetulan melintas.
"Waktu itu pengendara yang lain banyak, mereka malah berhenti, moto-moto. Ada juga yang ngomelin Rasyid kok bisa gini," jelas Rangga.
Rangga memiliki sejumlah pengalaman soal kecelakaan. Misalnya saja dia pernah terlibat kecelakaan di kawasan Sarinah beberapa tahun lalu. Dia tertidur sekejap saat berkendara dan menabrak kendaraan lain. Untungnya, tak ada korban jiwa.
"Waktu itu gua tanya ke dia (Rasyid), pas ngobrol. Lu giting (mabuk narkoba-red) apaan sih? Lu mabok ya? Dia jawab kecapekan, ngantuk, dari siang ampe malam nggak sempat istirahat. Terus malam tahun baruan di Kemang ama pacarnya, terus nganterin pacarnya ke Tebet. Terus dia pengen cepet-cepet pulang ke Fatmawati, muter lewat JORR," jelas Rangga yang usianya tidak terpaut jauh dengan Rasyid.
Rangga tak tahu siapa Rasyid, walau di SIM-nya ada nama Rajasa, tapi dia tak pernah mengira anak Hatta Rajasa. "Gua sempat tanya ke dia, lu ada beking nggak? Soalnya repot man, urusan kaya gini. Apalagi dia bawa X5, udah tahulah Indonesia kaya gimana. Acid (panggilan Rasyid-red) cuma jawab, pokoknya gua salah, gua tanggung jawablah. Dia nggak bilang apa-apa lagi," jelas Rangga.
Semakin siang, pengendara yang menonton semakin banyak. Lalu lintas pun sempat macet karena kendaraan banyak yang melambat. Hingga setelah rokok habis, Rasyid lebih tenang.
"Dia sempat bilang, kenapa tahun baruan gua gini amat ya. Terus gua suruh dia naik ke mobil PJR, biar aman. Lagian udah makin ramai itu di situ," jelasnya.
Tidak lama, proses evakuasi selesai. Korban terakhir Harun (57) sudah dibawa ambulans. Mobil BMW Rasyid diderek. Tapi, hingga selesai evakuasi Rangga mengaku tak melihat Luxio, yang belakangan diketahui merupakan mobil omprengan yang dinaiki para korban sebelum kecelakaan.
"Ya kali dia (Rasyid) nyerahin diri ke petugas polisi atau Jasa Marga. Soalnya pas kebetulan saya langsung balik ke Bogor, nggak lihat Luxio," ceritanya. Rangga terus ditelepon ibunya agar segera pulang. Sebab mobil Avanza yang dia gunakan hendak dipakai mengantar saudaranya ke Bandara Soekarno-Hatta.
Ibu Rangga, Yuli, juga menuturkan, saat sampai di rumah, di mobil itu banyak bercak darah. Yuli juga sempat menunjukkan kaus Rangga yang penuh darah.
Rasyid saat ini menjadi tersangka kasus kecelakaan lalu lintas. Putra bungsu Hatta Rajasa itu dikenai UU Lalu Lintas yang ancamannya di atas 5 tahun penjara. Polisi menyimpulkan Rasyid mengantuk atas kejadian itu. Harun (57) dan Raihan (14 bulan) penumpang omprengan Luxio meninggal dunia akibat kecelakaan itu.
Hatta Rajasa, ayah dari Rasyid Amrullah, menggelar jumpa pers Selasa malam terkait insiden yang melibatkan putranya. Hatta yang sangat berduka menyampaikan belasungkawa, meminta maaf kepada korban, mengganti biaya perawatan dan pemakaman korban, serta membiayai pendidikan anak korban. Hatta juga melayat ke rumah duka korban tewas Harun. Hatta menyerahkan kasus hukum Rasyid sepenuhnya kepada polisi.
Sementara itu, Rasyid saat ini dirawat di RSPP atas luka benturan dan trauma yang dideritanya. RSPP menyebut kondisi fisik Rasyid stabil, sedangkan secara kejiwaan Rasyid mengalami ketakutan, kecemasan dan kebingungan yang berdampak pada kondisi fisiknya. Dia juga mengalami kebingungan akan masa depan.(ndr/nrl)
[ sumber ]
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar